Sabtu, 02 Mei 2009

MENGHADAPI STRESSOR DAN STRESS SECARA ISLAMI

Tidak ada seorang pun yang tidak mengalami stress, apalagi di era globalisasi ini, muncul berbagai masalah baik secara social, budaya maupun ekonomi. namun masing-masing individu memiliki kemampuan reaksi yang berbeda dalam menghadapinya. Tahukah anda apa itu stress?

Sering kita mendengar kata stress baik dikalangan ilmuwan maupun di masyarakat umum dan memiliki arti yang berbeda. Ada yang mendefinisikan bahwa stress timbul akibat dari kurangnya ketenangan internal karena konflik di dalam diri individu yang mendorong gangguan eksternal pada perilaku dan kesehatan. Ada juga yang mengartikan bahwa stress adalah kejadian yang tidak menyenangkan, atau penyakit. Sedangkan dimasyarakat umum stress terkadang diartikan takut, bingung, susah, bosan dan sebagainya. Dunia tanpa stressor (Penyebab stress) itu sangat tidak mungkin, masalahnya bukan menghindari stressor atau stress, tapi bagaimana menghadapinya?

Stress sangat mempengaruhi tubuh manusia, stress dapat membuat individu melakukan kompromi terhadap kesehatannya, misalnya ketika individu stress individu tersebut akan lupa memerhatikan dirinya, kurang olah raga, pola makan berubah, kurang tidur bahkan mengkin menggunakan obat-obat terlarang (narkoba). Bahkan individu yang stress dapat mengabaikan keselamatannya karena konsentrasinya terpecah. Berdasarkan penelitian, individu yang mengalami stress akan mengakibatkan peningkatan tekanan darah, juga kolesterol dan jika peningkatan ini terjadi terus menerus maka bisa mengakibatkan penyakit jantung koroner (penyakit jantung yang terjadi akibat penyumbatan pembuluh darah koroner yaitu yang mensuplay darah yang kaya oksigen ke otot jantung). Dengan kata lain stress dapat mengakibatkan ketahanan fisik terganggu dan angka resiko penyakit tertentu akan bertambah.

Secara ilmiah langkah pertama dalam menghadapi stress adalah self awareness, individu menyadari bahwa dalam dirinya sedang mengalami stress caranya adalah dengan memperhatikan tanda dan gejala yang ditimbulkan oleh stress tersebut. Tanda dan gejalanya stress diantaranya adalah individu merasa gelisah, tidak bisa tenang (santai), gampang marah dan merasa akan meledak jika ada sesuatu yang berjalan tidak sesuai dengan keinginan individu tersebut, merasa sangat lelah atau lelah yang berkepanjangan, susah berkonsentrasi, hilang minat untuk berekreasi, selalu khawatir, bekerja terlalu berlebihan, frekuensi merokok bertambah, minum minuman keras (beralkohol tinggi) atau mengkonsumsi obat terlarang, kadang merasa masa depan suram.

Selanjunya cobalah mengubah sikap terhadap stressor, semakin kita menganggap stressor itu penting, maka semakin besar stress yang ditimbulkannya. Makin santai dan relax stressor itu kita hadapi maka akan semakin banyak alternative penyelesaian yang dapat kita lihat dan stress akan semakin ringan kita rasakan. Berusahalah secara realistis dan proporsional, percayalah pada orang lain, dan lakukanlah relaxasi.

Bagaimana Islam mengajarkan umatnya menghadapi stress, hal ini ditunjukan dalam QS. Surah Al-Anbiya : 83-85, secara garis besarnya ada tiga hal penting yang harus diperhatikan dalam menghadapi stress 1. Hubungan dengan Allah, 2. Pengaturan perilaku, dan 3. Dukungan social.

Hubungan dengan Allah, terdapat beberapa cara untuk melakukan hubungan dengan Allah, 1. Mendirikan shalat, 2. Membaca Alquran, 3. Membaca doa.

Mendirikan sholat dimulai dari azan, wudlu dan kemudian pelaksanaan sholat itu sendiri. Azan merupakan panggilan untuk umat Islam melakukan shalat, dalam panggilan itu tertera kalimat “ Raihlah kemenangan”, kalimat ini adalah kalimat yang positif untuk pengembangan diri sebagai awal untuk menumbuhkan kemampuan beradaptasi terhadap stress. Sebelum shalat diwajibkan berwudlu, dengan berwudlu anggota tubuh umat Islam akan tersirami dengan air, dan air memiliki sifat mendinginkan dan dianggap dapat menenangkan emosi seseorang. Ketika melakukan shalat yang khusuk, seseorang tidak hanya berkonsentrasi terhadap Allah tetapi juga berkomunikasi dengan Nya, dengan suara perlahan, membaca firman Allah, membungkuk menghormatinya, bersujud menyerahkan diri, memuji Allah dengan kata-kata terbaik dan indah, hal ini merupakan bentuk pengembangan diri yang paling dinamik dari metoda konsentrasi untuk membersihkan jiwa manusia. Secara ilmiah shalat yang khusuk sering dipandang sebagai salah satu media untuk melakukan relaksasi dan komunikasi. Sholat mengurangi stimulasi reaksi psiko-fisiologis yang menghasilkan respon relaksasi. Sholat dapat memberikan dukungan psikologis bagi yang melakukannya.

Membaca Al-quran, dengan membacanya hati seseorang akan menjadi tenang karena mengingat Allah, Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Dr. Ahmed E.Qasi dan kawan-kawan tentang pengaruh pembacaan Al-Quran terhadap pendengarnya menunjukkan penurunan tekanan darah, detak jantung kembali normal, dan penurunan ketegangan otot tubuh. Dan pengaruh ini tidak hanya terhadap umat Islam tetapi juga terhadap umut non Islam.

Membaca doa, Doa merupakan alat komunikasi dengan Allah yang dapat memberikan dukungan dalam menghadapi konflik atau masalah. Doa dapat memberikan ketenangan, dan sebagaimana kita ketahui stress timbul akibat dari kurangnya ketenangan internal karena konflik di dalam diri individu yang mendorong gangguan eksternal pada perilaku dan kesehatan.

Pengaturan perilaku, secara ilmiah dikenal dengan konsep pengobatan perilaku (behavior medicine), hal ini dilakukan untuk mengurangi stress. Ini dilakukan dengan cara tekhnik pengaturan diri (self regulator) yang menekankan kedisiplinan pada individu sebagai cara adaptif untuk mengobati stress. Dan teknik penggiatan diri (behavior activation) dimana seseorang diberi kegiatan agar merasa berharga dan ini merupakan awal untuk memperbaiki diri individu. Islam mengatur umatnya bekerja keras untuk menghasilkan sesuatu, berpikir positif dan dengan mencontoh perilaku rasulullah yang dapat kita temukan dalam hadis, ini semua merupakan bentuk dari mendisiplinkan diri dan pengaturan perilaku dalam menghadapi masalah.

Dukungan Sosial, Dalam kedokteran psikologi, Perilaku interaksi adalah salah satu cara dalam menghadapi stress. Dalam pengobatan ini, perkataan dan pikiran positif, serta tanggung jawab terhadap keluarga dan lingkungan social memainkan peranan yang penting. Hal ini sesuai dengan ajaran Islam yang memandang penting berpikir positif dan pengaturan hubungan suami istri dan lingkungan social yang harmonis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar